
Higher Academy terus menunjukkan komitmennya dalam mempersiapkan talenta siap kerja online. Setelah berhasil membentuk fondasi mindset yang kuat melalui kelas Basic Virtual Assistant, Higher Academy menyadari bahwa alumni yang telah memiliki kesiapan mental akan lebih mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan baru. Untuk itu, program Praktek Kerja Online kembali digelar sebagai wadah bagi para alumni untuk mengaplikasikan ilmu dalam simulasi kerja nyata.
Batch kedua dari program ini, “Praktek Kerja Online Batch 2: Industry Researcher”, telah sukses diselenggarakan dari 8 hingga 15 Maret 2025. Program intensif ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung dalam peran seorang Industry Researcher, posisi vital yang bertugas meneliti perkembangan industri, menganalisis tren, pesaing, dan teknologi terbaru demi membantu bisnis mengambil keputusan strategis dan tetap kompetitif.
Struktur program mencakup satu sesi briefing pembuka via Zoom, tujuh hari penuh praktek kerja lapangan secara online, dan ditutup dengan satu sesi Zoom penutupan. Higher Academy memahami dinamika pekerjaan dunia nyata, di mana terkadang ada kendala yang menghambat partisipasi briefing langsung.
Pada sesi penutupan, Selvi Susanti, salah satu fasilitator program, memberikan berbagai masukan, kritik, dan saran berharga yang sangat relevan untuk dunia kerja online:
- Pemahaman Brief dan Komunikasi: Selvi menekankan pentingnya membaca dan memahami brief klien secara kritis. Proaktif bertanya untuk mengklarifikasi ambiguitas sangat krusial dalam lingkungan kerja online untuk menghindari salah interpretasi dan memastikan output sesuai ekspektasi.
- Target Pasar dan Niche: Peserta diingatkan untuk lebih spesifik dalam menentukan target audiens dan memilih kompetitor atau influencer yang benar-benar selaras dengan niche klien. Hal ini penting agar strategi yang dihasilkan lebih relevan dan efektif.
- Presentasi Data dan Profesionalisme: Laporan sebaiknya didukung data kuantitatif yang jelas dan contoh visual. Selain itu, Selvi menyarankan untuk menghindari bahasa ragu-ragu seperti “mungkin” dalam laporan, demi membangun kredibilitas dan kepercayaan klien.
- Pemanfaatan AI: Meskipun AI adalah alat bantu yang kuat, peserta didorong untuk mengontrol penggunaannya agar tidak menghasilkan output yang generik. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas kerja, bukan menggantikan pemikiran kritis.
- Inisiatif Riset: Ketika data klien terbatas, inisiatif untuk melakukan riset proaktif (misalnya, meneliti layanan perusahaan serupa, mengamati website, atau memanfaatkan LinkedIn) menjadi sangat penting.
- Riset Influencer: Saat melakukan riset influencer, penting untuk memahami personal branding dan karakter yang diinginkan klien, serta mengamati gaya konten dan engagement mereka di berbagai platform.
Program ini tidak hanya membekali alumni dengan keterampilan sebagai Industry Researcher tetapi juga memperkuat kemampuan adaptasi, pembelajaran berkelanjutan, dan analisis kritis, yang semuanya fundamental dalam menghadapi lanskap kerja online yang terus berkembang.
